Pernah nggak sih kamu tiba-tiba ngerasa kosong banget setelah ditinggal seseorang. Entah karena putus, meninggal, atau sekadar menjauh tanpa kabar?
Nggak aneh kok kalau kamu merasa bingung, marah, atau bahkan mati rasa. Karena ternyata, rasa kehilangan itu bukan cuma soal air mata. Ada proses panjang di baliknya, yang dikenal sebagai tahap berduka atau stages of grief.
Di tahap ini, kita masih mencoba menyangkal kenyataan. Kayak waktu kita bangun pagi dan berharap semuanya cuma mimpi buruk. Ini wajar banget, karena otak kita lagi nyoba ngasih waktu buat menyesuaikan diri.
Kemarahan bisa muncul ke siapa aja. Ke orang lain, ke diri sendiri, bahkan ke semesta. Emosi ini muncul karena kita merasa kehilangan kontrol, dan marah jadi bentuk ekspresi rasa sakit itu.
Mulai muncul banyak "andaikan". Tahap ini biasanya penuh penyesalan dan pengandaian. Kita nyoba negosiasi sama diri sendiri atau sama Tuhan. Biar rasa sakitnya bisa sedikit berkurang.
Ini bagian di mana kesedihan terasa paling dalam. Kita mulai sadar bahwa kehilangan itu nyata dan nggak bisa dibatalkan. Kadang di tahap ini, kita jadi menarik diri, kehilangan semangat, dan butuh waktu buat memproses semuanya.
Bukan berarti kita udah sepenuhnya move on. Tapi kita mulai belajar berdamai. Mulai bisa menjalani hidup tanpa terus-menerus diselimuti duka. Pelan-pelan, luka itu berubah jadi bagian dari cerita hidup kita.
Setiap orang punya cara sendiri buat menghadapi kehilangan. Nggak ada yang salah, dan nggak ada timeline pasti harus sembuh kapan. Tapi satu hal yang pasti: kamu nggak sendirian.
Kalau kamu ngerasa butuh tempat buat cerita tanpa harus mikir “aku bakal dihakimi nggak ya?” kamu bisa cerita bareng Listy di curcool.com